Berita Berita Properti

Butuh Rp4,3 Triliun, Ini Progres Jembatan Batam-Bintan yang Dilirik Korsel. Jadi Jembatan Terpanjang!

2 menit

Pemerintah terus mempersiapkan proyek pembangunan Jembatan Batam-Bintan di Kepulauan Riau (Kepri). Belakangan ini, Korea Selatan menunjukkan ketertarikannya terhadap proyek tersebut.

Mereka tertarik untuk mendanai proyek jembatan penghubung dua pulau di Kepri melalui skema Kerja sama Badan usaha dan Pemerintah (KPBU).

Realisasi jembatan yang digadang-gadang menjadi jembatan terpanjang di Indonesia ini akan dimulai pada 2022 dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2025 mendatang.

Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan bahwa saat ini Jembatan Batam-Bintan dalam tahap studi kelayakan, pembebasan lahan, izin lingkungan, penyiapan dokumen lelang, dan penyampaian readiness criteria kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

“Target penyelesaian pekerjaan tersebut Maret 2022,” ungkapnya dalam keterangan pers setelah pembahasan kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan, Senin (21/03/2022).

Di samping itu, Pemprov Kepri juga tengah berupaya mempercepat pembebasan lahan untuk pembangunan proyek tersebut.

Progres Proyek Jembatan Batam-Bintan

proyek jembatan batam bintan

sumber: batampos.co.id

Peningkatan kerja sama pada bidang infrastruktur dibahas dalam pertemuan antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Minister for Land, Infrastructure and Transport (MOLIT) pada Senin (21/03/2022).

Pembangunan jembatan dengan panjang mencapai 14,76 kilometer ini diproyeksikan akan menghabiskan dana sebesar Rp4,3 triliun.

“Meskipun di tengah pandemi Covid-19 dan ada beberapa program yang pelaksanaannya bergeser, kami harap kerja sama ini tetap bisa terlaksana dengan baik,” kata John Wempi Wetipo.



Rencana pendanaan proyek ini terdiri dari dua skema, yakni dukungan pemerintah melalui loan dan KPBU dengan model Minimum Revenue Guarantee (MRG).

Terkait proyek ini, Wakil Menteri MOLIT Yun Seong-won mengatakan bahwa Indonesia dan Korea Selatan memiliki kemiripan kondisi geografis, yakni berupa negara kepulauan.

Mereka pun menyebutkan telah memiliki pengalaman sukses membangun jembatan di atas laut dan memiliki teknologi yang memadai.

“Untuk itu, kami berharap bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini,” tambahnya.

Menurut Yun Seong-won, skema KPBU dengan model MRG tersebut kurang lebih sama seperti skema yang mereka tawarkan, yakni Availability Payment.

Minat untuk ikut serta dalam pembangunan proyek ini pun sudah dipastikan oleh Korea Selatan dengan mengirimkan surat melalui Korean Exim Bank (KEXIM) kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada 22 September 2021 lalu.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Megah Land!



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts