Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimatan Timur menuai pro dan kontra di masyarakat. Belum lagi, ada kabar bahwa proyek ini dapat memengaruhi jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menilai rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) tidak memengaruhi potensi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.
Ia mengatakan, potensi penumpang tetap ada.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya di bawah ini yang dilansir dari laman kompas.com.
IKN Pindah ke Kaltim, Jumlah Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berkurang?
Optimis Potensi Penumpang Kereta Cepat Masih Ada
Dwiyana Slamet Riyadi yakin potensi penumpang tetap ada. Hal ini karena Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi, bisnis, dan perdagangan yang ramai dikunjungi orang.
Selain itu, kereta cepat ini akan melewati kawasan industri yang sedang berkembang di sepanjang jalur Jakarta-Bandung
“Relokasi IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang mengingat Jakarta tetap menjadi kota perdagangan utama dan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya,” ujar Dwiyana dikutip dari Antara, Minggu (13/02/2022).
Menurut dia, berdasarkan hasil riset Polar UI pada tahun 2021, penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mengangkut 30.000 orang setiap hari.
Terjadi Pengurangan Bukan karena Pemindahan IKN
Namun, perkiraan jumlah penumpang tersebut lebih rendah dari riset LAPI ITB sejumlah 61.000 penumpang per hari.
“Penurunan permintaan ini terjadi karena riset Polar UI didasarkan pada kondisi pandemi Covid-19 dan dampak turunan lainnya yang berdampak pada penurunan mobilitas warga,” imbuhnya.
Kendati demikian, Dwiyana mengakui, jumlah penumpang KCJB akan terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dan juga berdampak pada proyeksi transportasi untuk lima tahun ke depan.
“Perhitungan perkiraan permintaan yang terakhir menggunakan pendekatan konservatif dan asumsi pertumbuhan terutama pada lima tahun pertama beroperasi, dan tentunya kita tetap berharap pandemi segera berakhir agar mobilitas warga bisa kembali normal,” terangnya.
Meskipun dalam lima tahun pertama pertumbuhan penumpang diasumsikan kecil (konservatif), pada tahun depan diharapkan mobilitas masyarakat akan meningkat seiring perekonomian kita menggeliat pasca-Covid-19.
***
Itulah penjelasan mengenai jumlah penumpang kereta cepat yang diprediksi tetap ada meski ibu kota pindah ke Kaltim.
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian impian di Kota Malang?
Kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com serta temukan beragam pilihan perumahan seperti di Singhamerta City.