KPR

Mengenal Loan to Value: Pengertian, Kriteria, dan Contohnya

3 menit

Dalam mengajukan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), penentuan nilai kreditnya dilakukan oleh jumlah perhitungan rasio loan to value (LTV). Apa itu LTV? Yuk simak paparan dalam artikel ini!

Saat ini, sistem KPR dinilai menjadi cara terbaik bagi masyarakat untuk memiliki rumah tanpa harus menabung dalam waktu yang lama.

Ya, proses pembayaran KPR dirasa bisa meringankan beban pembeli properti karena sistem mencicil dan waktu cicilannya dapat disesuaikan dengan kemampuan pembeli.

Dalam pelaksanaannya, nilai KPR ditentukan oleh jumlah perhitungan rasio LTV pembeli.

Saat nasabah mengajukan KPR, bank akan menghitung nilai LTV nasabah dan menganalisis properti yang menjadi agunan.

Apa sih yang dimaksud dengan loan to value?

Yuk, simak saja penjelasannya pada uraian di bawah ini!

Apa Itu Loan to Value?

kenaikan harga rumah

Loan to value (LTV) adalah istilah keuangan yang digunakan untuk menyebut ukuran pinjaman dibandingkan nilai properti yang dijadikan agunan.

Maka, bisa disimpulkan bahwa LTV menjadi nilai kredit atau pembiayaan properti yang dapat diberikan oleh bank kepada nasabah.

LTV berhubungan dengan rasio pinjaman yang diterima nasabah dan memengaruhi uang muka yang harus dibayar nasabah.

Besarnya rasio pun bervariasi, disesuaikan dengan luas dan tipe properti baik itu rumah tapak, rumah susun, maupun ruko.

Kriteria Rasio Loan to Value yang Baik

Nilai rasio hasil LTV dapat memengaruhi persetujuan permohonan pinjaman dana dari nasabah.

Biasanya bank sudah menetapkan nilai tertinggi atau batas maksimum LTV yang dapat diberikan kepada nasabah.

Nilai rasio loan to value dari bank akan dibandingkan dengan nilai LTV nasabah.

Umumnya, rasio LTV dapat membantu nasabah untuk mengevaluasi risiko yang diperoleh dari pinjaman kredit.

Semakin banyak pinjaman, semakin besar pula risikonya.

Dari pihak bank, rasio LTV digunakan untuk memberi gambaran jumlah skor kredit nasabah dan rasio utang terhadap pendapatan nasabah.

Hal tersebut merupakan cara cepat bagi bank untuk menghitung kemampuan nasabah membayar pinjaman.

Cara Menghitung Loan to Value

Melansir dari kamus.tokopedia.com, berikut ini cara menghitung loan to value yang bisa kamu lihat pada rincian berikut.

Untuk jumlah pinjaman dengan nilai aset, nantinya dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentase: LTV = (Jumlah yang terhutang pada pinjaman ÷ Nilai aset yang dinilai) × 100.

Kalau kamu membeli rumah dengan harga Rp400.000.000 dan jumlah pinjaman sebesar Rp300.000.000, rasio LTV kamu pada saat pembelian adalah: (Rp300.000.000 / Rp400.000.000) x 100, yang sama dengan 75 persen.

Maka, rasio loan to value adalah bagian dari nilai penilaian properti yang tidak tercakup oleh uang muka.



Peraturan Loan to Value

nilai properti

Sejatinya, peraturan pemerintah yang mengatur LTV mengalami perubahan beberapa kali.

Pasalnya, Bank Indonesia (BI) berupaya melakukan penyesuaian kebijakan mengenai dasar perhitungan LTV dengan tujuan agar masalah keuangan di sektor properti dapat diselesaikan dengan baik.

Mulai 1 Agustus 2018, adapun peraturan yang berlaku adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/8/PBI tanggal 1 Agustus 2018 tentang Rasio LTV untuk Kredit Properti, Rasio Financing to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor.

Melalui peraturan tersebut, peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/16/PBI/2016, dicabut.

Dalam kebijakan yang sudah diperbaharui ini, BI dinilai bisa memberi keringanan ketentuan LTV dan FTV (Financing to Value).

Hal tersebut didukung dengan memberi kebebasan pada bank untuk mengatur rasio LTV kredit properti (KK) dan pembiayaan properti (PP) fasilitas rumah pertama untuk semua tipe rumah.

Seperti yang dilansir dari kompas.com, kebijakan ini akan meningkatkan kesempatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah pertama melalui KPR.

Semakin longgar atau besar rasio loan to value yang ditetapkan bank, semakin kecil pula down payment (DP) yang disediakan nasabah.

Upaya ini tentunya akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Contoh Loan to Value yang Baik

Adapun LTV yang baik biasanya beragam menurut jenis aset yang dibayar dan kebijakan masing-masing pemberi pinjaman.

Saat membeli rumah, LTV 80 persen atau di bawah umumnya dianggap baik.

Inilah tingkat yang tidak dapat kamu lampaui kalau ingin menghindari pembayaran asuransi hipotek.

Supaya bisa mencapai LTV 80 persen, peminjam harus membayar uang muka minimal 20 persen, ditambah biaya penutupan.

Sementara 80 persen dianggap memadai, pemilik rumah konservatif mungkin menginginkan LTV yang lebih rendah untuk mengurangi pembayaran bulanan mereka atau mencoba memenuhi syarat untuk suku bunga yang lebih baik.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Baca artikel menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.

Pesona Prima Cikahuripan 5 & 6 dapat menjadi opsi tepat untuk mendapatkan rumah subsidi berkualitas di daerah Cileungsi, Bogor.

Informasi lebih lengkap, klik www.99.co/id dan rumah123.com karena kami selalu #AdaBuatKamu.



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts