Ada banyak ragam pondasi dalam yang digunakan untuk konstruksi. Salah satu yang paling terkenal adalah pondasi bore pile sebagai alternatif dari tiang pancang. Yuk, kenali berbagai fakta menarik mengenai pondasi bangunan satu ini!
Konstruksi di atas tanah tentu membutuhkan pondasi yang kuat.
Apalagi jika konstruksi tersebut dibangun di atas lereng atau tanah yang strukturnya kurang stabil.
Salah satu solusi untuk masalah seperti ini adalah menggunakan pondasi dalam.
Misalnya saja pondasi bore pile yang memungkinkan beban tersalur merata ke struktur tanah yang keras.
Berikut serba-serbi jenis pondasi satu ini yang menarik untuk dipahami!
Apa Itu Pondasi Bore Pile?
Konstruksi dengan metode bore pile mengandalkan beton bertulang yang ditancapkan ke dalam lubang bor.
Bentuk pondasi ini tampak seperti tabung panjang jika dilihat sekilas.
Struktur ini memungkinkan beban konstruksi untuk mengalir ke lapisan tanah yang lebih keras.
Tujuan utamanya agar bangunan memiliki pondasi kokoh setelah selesai dibangun.
Biasanya hal ini diperlukan jika struktur tanah di lapisan atas tidak cukup kuat untuk menahan beban bangunan yang akan dibuat.
Lubang bor yang digunakan sendiri dibuat melalui metode pengeboran berulang dengan getaran yang rendah.
Pondasi ini sering digunakan untuk pengamanan bangunan bertingkat maupun stabilisasi area lereng.
Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Bore Pile
1. Kelebihan Pondasi
Lantas, apa kelebihan dari aplikasi pondasi bore pile pada pembangunan?
Berikut beberapa poin keunggulannya dari pondasi lain:
- Tidak akan mempengaruhi kondisi tanah lempung karena risiko pergeserannya kecil.
- Bisa mengurangi getaran pada tanah sehingga tidak mengganggu bangunan di sekitarnya.
- Tidak mengeluarkan suara bising pada saat proses pemasangannya.
- Cocok untuk kawasan yang sempit serta padat bangunan.
- Diameter dan kedalaman tiang bisa kamu sesuaikan dengan jenis yang digunakan.
- Memiliki ketahanan tinggi terhadap beban lateral.
- Bagian dasar pondasi bisa dibuat lebih lebar agar ketahanannya semakin meningkat.
2. Kekurangan Pondasi
Meski memiliki banyak keunggulan, tentu ada pula kekurangannya yang perlu kamu perhatikan.
Berikut sejumlah kekurangan dari pondasi bore pile yang bisa jadi pertimbangan:
- Proses konstruksinya bergantung pada cuaca, tidak bisa kamu lakukan ketika mendung maupun hujan.
- Pengeboran dapat mengakibatkan penurunan kepadatan tanah.
- Pada tanah dengan komposisi pasir tinggi membutuhkan bentonite yang berfungsi sebagai penahan longsor.
- Dapat menyebabkan tanah longsor jika pemasangannya tidak menggunakan casing.
- Kedalamannya tidak akan maksimal apabila dasar lubang kemasukan air atau terkena timbunan lumpur.
Berbagai Jenis Pondasi Bore Pile
1. Borepile Mini Crane
Pembagian tipe pondasi bore pile ini sebenarnya lebih pada teknik atau alat yang kamu gunakan.
Jenis yang pertama adalah pondasi bore pile mini crane, yang berlangsung dengan mengandalkan teknik bor basah.
Oleh sebab itu, kamu membutuhkan air yang cukup banyak selama prosesnya.
Diameter pondasinya sendiri sangat beragam, mulai dari 30 cm, 40 cm, 50, cm, 60 cm, hingga 80 cm.
2. Borepile Gawangan
Sistem kerja bore pile gawangan mirip seperti borecpile mini crane.
Hanya saja, pada desain sasis dan tiang gearbox ada sedikit perbedaan, yakni keberadaan tambang pada bagian kanan dan kiri.
Tambang ini nantinya perlu dikaitkan pada tempat lain yang lebih kokoh selama proses pengeboran.
Fungsi utamanya untuk menjaga keseimbangan alat agar titik pengeboran tepat sasaran.
3. Strauss Pile
Terakhir, ada strauss pile yang pengeborannya berlangsung dengan menggunakan tenaga manual untuk memutar mata bor.
Metode pengeboran ini terkenal juga sebagai metode kering dalam dunia konstruksi.
Meski terdengar melelahkan, sebenarnya teknik ini lebih praktis karena komponennya cenderung sederhana.
Selaim itu, selama prosesnya kamu bisa meminimalisir polusi suara di sekitar lokasi.
Hanya saja pilihan diameternya terbatas, yakni hanya 20 cm, 25 cm, 30 cm, dan 40 cm.
Metode Pemasangan Pondasi Bore Pile
1. Proses Pengeboran Lahan
Untuk membuat jenis pondasi ini, langkah pertama yang harus dilakukan tentu saja mengebor titik yang sudah ditentukan.
Untuk sistem bor kering, kamu hanya perlu mengebor tanah dengan mata bor spiral dan mengangkatnya setiap interval 0,5 meter.
Sementara untuk sistem bor basah kamu harus mengikuti langkah berikut:
- Gunakan mata bor cross bit ex design
- Pastikan kecepatan putarnya 375 rpm dengan tekanan kurang lebih 200 kg
- Beri penahan sementara di sekitar titik pengeboran agar tanah tidak runtuh
- Lakukan pengeboran dengan bantuan tembakan air untuk membantu pengikisan tanah
- Setelah mencapai kedalaman ideal, biarkan mata bor tetap berputar meski tanpa tekanan
- Pertahankan sirkulasi air hingga serpihan tanah keluar sepenuhnya
2. Pemasangan Besi Beton dan Pipa Tremi
Selanjutnya, kamu perlu memasang besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran.
Pastikan memasukkan kerangka baja tulangan dengan posisi tegak lurus untuk meminimalisir benturan.
Jika sudah masuk, tahan dengan potongan tulangan yang melintang di lubang bor.
Kemudian masukkan pipa tremi sesuai dengan kedalaman lubang.
3. Pengecoran Pondasi Bore Pile
Terakhir, kamu bisa mulai melakukan pengecoran.
Setiap pengecoran tiga meter, mulailah melepas pipa tremi yang terpasang.
Pengecoran sendiri bisa dihentikan jika adukan beton yang naik ke permukaan sudah tampak bersih dan bebas lumpur.
Sebagai catatan, slump beton yang kamu gunakan sebaiknya berupa 18+-2cm agar lubang terisi maksimal.
***
Itu dia serba-serbi pondasi bore pile yang perlu kamu pahami sebelum menggunakannya.
Temukan informasi seputar properti lainnya hanya di www.99updates.id.
Kunjungi juga Google News Berita 99.co Indonesia untuk menemukan beragam artikel menarik, ya.
Ingin membeli rumah di kawasan Grand Al Ihsan Premiere?
Segera cek penawaran menariknya hanya di www.99.co/id dan Rumah123.com.
Yuk, dapatkan promo sekarang juga karena kami selalu #AdaBuatKamu!