Untuk atasi masalah nyeri kepala yang muncul, kamu bisa konsumsi obat sakit kepala berikut. Rekomendasi obat ini mudah kamu temukan di apotek hingga toko kelontong, lo!
Sakit kepala bisa menyerang siapa saja dan terjadi karena beberapa penyebab.
Untuk menemukan penyebabnya pun harus berdasarkan analisis pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter.
Dengan menelusuri penyebabnya, kamu bisa mengetahui obat yang sesuai dengan jenis sakit kepala yang kamu rasakan.
Mengonsumsi obat merupakan salah satu cara terbaik untuk atasi sakit kepala yang terus menyerang.
Kebanyakan obatnya pun bisa kamu beli di pasaran, tanpa harus memerlukan resep dokter.
Berikut ini adalah rekomendasi obat sakit kepala terbaik yang bisa kamu konsumsi.
Obat Sakit Kepala Terbaik untuk Atasi Nyeri yang Menyerang
1. Paracetamol
Rekomendasi obat sakit kepala pertama adalah paracetamol.
Dibandingkan dengan obat-obatan lain pada kelompok analgesik-antipiretik (pereda nyeri-penurun demam), paracetamol hingga kini dianggap paling aman untuk
- perempuan hamil;
- ibu menyusui; dan
- anak-anak.
Selain itu, paracetamol bisa diminum saat perut kosong tanpa mengganggu lambung.
Namun, penggunaan paracetamol dalam dosis besar selama jangka panjang tetap bisa menyebabkan kerusakan hati, lo!
Adapun, dosis umum sekali minum paracetamol adalah 500 mg.
2. Asetosal
Obat selanjutnya adalah asetosal, atau biasa dikenal dengan asam asetil salisilat dan aspirin.
Obat ini banyak dikenal sebagai obat pereda nyeri dan demam yang paling legendaris.
Pasalnya, bagi masyarakat Barat, aspirin memang merupakan obat sakit kepala yang paling sering dikonsumsi.
Di buku-buku atau artikel berbahasa Inggris pun terlihat bahwa obat sakit kepala identik dengan aspirin atau asetosal.
Asetosal memang dikenal bisa meredakan nyeri dan demam, bahkan obat ini pun bisa dipakai untuk mencegah penggumpalan darah pada penderita serangan jantung, lo!
Untuk sakit kepala, dosis umum aspirin bisa dikonsumsi sekitar 500 mg.
Efek samping pengonsumsian obat ini berupa iritasi lambung.
Oleh Sebab itu, asetosal tidak disarankan diminum dalam keadaan perut kosong.
Efek samping lain yang juga bisa terjadi antara lain reaksi alergi pada kulit dan telinga berdengung.
3. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat golongan antiradang nonsteroid (NSAD) yang bisa digunakan untuk atasi tension headache dan migrain.
Dosis ibuprofen yang disarankan untuk orang dewasa adalah 200-400 mg dan dikonsumsi selama 4-6 jam sekali.
Sementara itu, dosis untuk anak-anak ditentukan berdasarkan usia dan berat badan anak tersebut.
Ibuprofen dapat dibeli di apotek secara bebas.
Namun, tidak menutup kemungkinan dokter akan meresepkan obat ini untuk atasi sakit kepala kamu.
4. Asam Mefenamat
Obat ini lebih dikenal sebagai pereda nyeri sakit gigi.
Jadi, buat kamu yang mengalami nyeri kepala akibat sakit gigi, dokter pasti akan menyarankan obat yang satu ini.
Asam mefenamat sebetulnya tidak termasuk obat bebas dan harus dibeli berdasarkan resep dokter.
Pasalnya, obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan darah dan iritasi lambung.
5. Aminofenazon
Aminofenazon merupakan salah satu obat yang satu kelompok dengan asam mefenamat.
Dibandingkan golongan paracetamol dan asetosal, aminofenazon relatif kurang aman.
Itulah alasannya mengapa obat-obatan golongan ini tidak boleh digunakan secara bebas.
Demi pertimbangan keamanan, sebaiknya hindari mengonsumsi obat-obat jenis ini kecuali atas dasar resep dokter.
6. Antalgin
Obat ini sering disebut dengan metamizol dan metampiron.
Obat ini juga masih satu kelompok dengan aminofenazon dan asam mefenamat.
Di beberapa negara, obat ini dilarang beredar. Sementara di Indonesia, antalgin masih beredar dengan status obat keras.
Dengan demikian, konsumen awam sebaiknya tidak menggunakan obat golongan ini, kecuali dengan resep dokter.
7. OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid)
Mengutip dari Cerdas Mengenali Obat (2010) oleh Prof. Zullies Ikawati, Apt. yang dilansir dari health.kompas.com, obat analgesik dinilai bisa digunakan untuk atasi nyeri sakit kepala.
Adapun, obat-obatan tersebut yaitu sebagai berikut:
- Indomethacin
- Naproxen
- Diclofenac
- Piroxicam
- Tenoxicam
- Meloxicam
Namun, obat-obatan golongan Anti-Inflamasi Non-Steroid (AINS) ini pada umumnya memiliki efek samping pada lambung.
***
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat 99!
Jangan lupa, baca artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah di Jatinangor?
Bisa jadi U District Jatinangor adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!